Senin, 08 Juni 2015

HIPNOKONSELING

HIPNOKONSELING
Terapi Konseling dengan Menggunakan Metode Hipnotis

Adalah sebuah pengetahuan sekaligus keterampilan yang saya peroleh kali ini melalui perkuliahan Profesi BK. Mulai dari penjelasan teori sampai pada prakteknya semakin memperjelas dan membuat saya termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut serta mampu mempraktekkanya baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama yang memerlukan bantuan.
Pertama mendengar kata hipnotis persepsi yang muncul adalah negatif. Dimana hipnotis adalah suatu hal yang negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan tindak kejahatan. Hal ini didukung oleh kenyataan zaman ini bahwa hipnotis banyak digunakan untuk hal-hal semacam itu, seperti memperdaya seseorang untuk kemudian diambil harta yang dimiliki orang tersebut tanpa mendapat perlawanan dari orang yang bersangkutan.
Kisah yang sangat memilukan bahwa korban entah ditempat sepi/sendiri maupun ditempat yang ramai didekati oleh orang asing, disapa dengan ramah dan sopan sebagaimana wajarnya orang berkomunikasi. Namun tiba-tiba korban menyerahkan harta yang dimiliki dengan mudahnya dan seolah secara sukarela. Setelah komunikasi berakhir dan pelaku telah pergi korban baru tersadar dan menjadi bingung serta tak berdaya semua yang dimiliki yang ada padanya telah hilang dan tidak terlacak, karena semua terjadi diluar kesadarannya. Itulah mengapa mendengar kata hipnotis menjadi ngeri dan yang muncul adalah pikiran negatif.
Sekarang menjadi berbeda wawasan telah terbuka hipnotis bukanlah hal yang negatif. Ibarat pisau adalah benda yang bersifat netral dan memiliki banyak fungsi tergantung si pengguna, pisau akan dipergunakan untuk apa memotong, mengiris, atau menusuk. Demikian pula hipnotis adalah netral dan banyak hal positif yang dapat dilakukan dengan hipnotis. Tergantung si pengguna akan digunakan untuk kejahatan atau kebaikan. Salah satu hal positif yang dapat dilakukan adalah menggunakan ilmu hypnosis untuk menyembukan sesama yang mengalami trauma, pobia, gangguan kecemasan, luka batin dan lain-lain, melalui terapi hipnokonseling, sebagaimana yang saya pelajari kali ini.
Hipnosis adalah suatu kondisi mental. Orang yang melakukan proses hipnosis terhadap subjek disebut hipnotis. Hipnosis merupakan seni sugesti, seni komunikasi, seni merubah tingkat kesadaran, dan seni eksplorasi alam bawah sadar. Dari teori yang saya peroleh hari ini kesadaran manusia di kelompokkan dalam empat gelombang kesadaran dimana dalam gelombang beta (28 – 14 hz) manusia dalam kondisi sadar, alfa (14 – 7 hz) manusia memasuki relaksasi, tetha (7 – 3,5 hz) manusia mengalami relaksasi yang dalam dan penuh imajinatif yang kreatif, dan delta (3,5 – 0 hz) manusia masuk alam  tidur lelap. Dalam gelombang alfa dan tetha-lah manusia dapat berproses dengan hipnosis. Dan  hasil yang diperoleh dari ilmu hypnosis ini, adalah orang akan merasa tenang, tingkat kesadarannya akan berubah, serta pengaruh lainnya dari ilmu hypnosis ini.
Sebagai terapis psikis yang dapat mengeksplorasi alam bawah sadar, maka ilmu hipnosis ini akan cukup bermanfaat bila digunakan untuk menangulangi stress pada masyarakat yang terkena bencana, trauma, mengalami ganguan kecemasa, pobia, luka batin dan lain-lain.
Sebelum membantu seseorang dengan ilmu hipnosis maka langkah pertama kita perlu tahu seberapa tinggi tingkat sugestivitas seseorang tersebut. Baik tinggi maupun rendah masing-masing memiliki cara yang berbeda untuk membantu seseorang. Dalam teori yang saya peroleh hari ini ada 7 cara yang dapat digunakan diantaranya adalah; tangan terangkat, tangan turun, kelopak mata terkunci, kelopak mata lemas, tangan kaku/tangan besi, tangan jatuh (tangan kanan sebagai kain dan tangan kiri sebagai kayu) dan ditarik kebelakang. Dari ketujuh cara ini kita dapat memilih satu atau dua cara untuk mengukur tinggi atau rendahnya tingkat sugestivitas seseorang.
Setelah mengetahui tingakat sugestivitas seseorang langkah kedua adalah kita memilih teknik untuk mulai menghipnosis seseorang. Ada 5 tekni yang saya ketahui dari perkuliahan yang saya ikuti yakni; untuk orang yang memiliki tingkat sugestivitas yang tinggi teknik yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pendulum, tangan ditarik, tangan menjadi titik pusat, tangan ditekan kebawah. Kemudian untuk orang yang memiliki tingkat sugestivitas yang rendah digunakan teknik progresive relaxation. Untuk dapat menjadi hipnotis kita perlu memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta berbendaharaan kata yang baik atau memiliki kemampuan untuk berkomunikasi yang baik. Hal ini sangat mendukung kelancaran proses hipnosis.
Setelah memilih teknik yang ingin digunakan langkah ke tiga adalah membuat klien kita merasa nyaman terlebih dahulu. Karena dengan kondisi klien yang nyaman maka klien dapat mengikuti sugesti yang kita berikan di alam bawah sadar. Oleh karena itu sangat penting membangun kondisi rileks dan nyaman untuk klien.
Langkah ke empat adalah memberikan instruksi yang jelas dapat dipahami oleh klien. Instruksikan sugesti secara bertahap dari yang paling dasar hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Kemudian yakinkan klien untuk secara sukarela memasuki alam relaksasi. Ulangi beberapa kata sugesti yang penting, dan jangan ragu untuk mengucapkan beberapa kata sugesti tersebut. Perkuatlah sugesti dengan kontak fisik misalnya dengan sentuhan-sentuhan ringan seperti usapan di kedua kaki, ketukan jari,  meletakan tangan di dahi klien dan lain-lain. Lakukan setiap langkah dengan pelan dan mantap jangan terburu-buru agar klien memiliki waktu untuk menyerap setiap kata yang kita ucapkan.
Langkah selanjutnya kita melakukan terminasi atau proses membangunkan klien pada kesadaran penuh. Pada tahap ini kita dapat memberikan jangkar pada klien agar kita dapat dengan mudah jika akan melakukan hipnokonseling pada tahap selanjutnya. Langkah terakhir adalah post hipnosis dimana proses hipnokonseling telah selesai maka klien di ajak untuk menyadari keberadaannya saat ini.
Dalam proses konseling hypnosis dapat dilakukan sebagai terapi individual dan kelompok. Metode ini sangat efektif apabila kita gunakan pada klien yang memiliki permasalahan terkait psikis. Artinya tidak semua permasalahan dapat dibantu dengan metode ini. sehingga sebagai terapis kita perlu mampu untuk menentukan metode apa yang pas dan cocok untuk membantu klien mengatasi  permasalahannya.

Semoga pengalaman dan pengetahuan yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan dapat menambah barisan menjadi pribadi-pribadi yang mampu menggunakan ilmu hipnosis secara positif dan untuk tindak kebaikan bagi sesamanya. 

Sabtu, 14 Maret 2015

Circle of Excellent




“Circle of Excellent !!!”

Pernahkah Anda mengalami kondisi diri yang kurang bersemangat, merasa diri tidak mampu atau kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu yang harus Anda lakukan???  Pada umumnya setiap pribadi pernah mengalami hal tersebut. Mari sekarang kita coba untuk mengatasi kondisi diri yang sedang tidak prima tersebut dengan menggunakan prinsip lingkaran prima atau disebut juga Circle of Excellent !!!  
      
Bagaimanakah caranya??? 

Caranya adalah sebagai berikut:
*    Pertama-tama, dalam posisi berdiri kondisikan diri Anda untuk RILEKS. Tarik nafas dan hembuskan perlahan-lahan (menggunakan nafas perut), regangkan otot-otot anggota tubuh Anda. Ulangi cara pertama sampai Anda benar-benar RILEKS.

*    Kedua, tetap pada posisi berdiri bayangkan Anda berada di depan sebuah lingkaran dengan diameter 50 cm. bayangkan lingkaran itu semakin jelas Anda lihat dan di dalam lingkaran itu, Anda membayangkan ada seseorang yang berdiri di dalam lingkarannya. Semakin Anda lihat semakin Anda mengenali orang tersebut. Ternyata orang tersebut adalah diri Anda sendiri. Sekarang bayangkan diri Anda dengan kondisi yang Anda inginkan, kondisi diri yang prima, penuh dengan semangat, percaya diri, meyakinkan, penuh dengan dukungan, pujian, penghargaan, dll. Berilah warna pada lingkaran tersebut, warna yang Anda kehendaki, tambahkan juga suara dengan volume yang Anda Inginkan.


Gambar Circle of Excellent


*    Ketiga, sekarang Anda bersiap untuk memasuki lingkaran tersebut. dalam hitungan ketiga Anda melangkah dengan kaki kiri terlebih dahulu memasuki lingkaran yang ada didepan Anda. 

*    Keempat, saat ini rasakan Anda didalam lingkaran tersebut dengan kondisi prima yang Anda harapkan. Rasakan dan nikmatilah kondisi prima Anda, tambahkan suara dan warna yang kuat yang semakin mendukung untuk menjadi apa yang Anda harapkan agar Anda semakin mantap dan yakin akan kondisi prima saat ini.

*    Setelah Anda merasakan dan menyadari kondisi Excellent  Anda, sekarang saatnya Anda mundur satu langkah, dalam hitungan ke tiga Anda keluar dari lingkaran prima/Circle of Excellent dengan menggunakan kaki kiri terlebih dahulu. Sekarang kondisi Anda sudah lebih baik dari sebelumnya, sadari itu dan yakinlah bahwa Anda bisa melakukan apapun yang menurut Anda selama ini tidak mampu Anda lakukan.

*    Langkah selanjutnya adalah sekarang Anda masuk kedalam  Circle of Excellent Anda lagi dengan kaki kiri terlebih dahulu, bayangkan dan rasakan bahwa kondisi Anda semakin lebih baik dan prima, lalu sekarang angkat tangan kiri Anda bayangkan tangan Anda adalah alat potensiometer yang dapat memacu semangat/volume semangat Anda. Kemudian tangan kanan Anda adalah sebagai alat untuk menaikan volume tersebut, tempelkan tangan kanan pada tangan kiri seolah-olah tangan kanan memencet tombol potensiometer Anda, dan Anda menggerakkannya semakin keatas dan keatas. Volume semakin kuat dan semakin kuat, Anda semakin percaya diri dan semakin bersemangat, lakukan hal ini secara perlahan rasakan dan resapi setiap pergeseranya dari lemah semakin kuat dan kuat, bagusssss!!!! Sekarang Anda adalah pribadi yang penuh dengan semangat dan energi positif tambahkan pula kata-kata yang semakin meyakinkan Anda missalnya “YES”, “AKU BISA” dan lain-lain yang semakin membuat Anda mantap dan utuh, katakan dengan lantang dan penuh semangat.

*    Langkah-langkah diatas dapat Anda lakukan sendiri, ketika Anda dalam kondisi tegang, tidak percaya diri, gugup, takut, ragu, tak bersemangat dan lain-lain.
Semoga Circle of Excellent ini dapat bermanfaat dan membantu Anda yang sedang mengalami kondisi diri yang tidak prima…. Selamat mencoba dan Anda menjadi Pribadi yang Anda harapkan yakni Anda menemukan kondisi diri yang prima/Excellent.

“knowledge and skills diperoleh dari proses perkuliahan Profesi BK II, Prodi BK Universitas Sanata Dharma, Dosen Pengampu Drs. R. Budi Sarwono, M.A.”

By Sr.M.Paulis FSGM

Selasa, 30 September 2014

Menulis di atas Pasir




Menulis di Atas Pasir


Kisah tentang dua sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang tanpa dapat menahan diri menampar temannya. Sahabat yang kena tampar, merasa sakit hati, tetapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir, “Hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku.”
Mereka terus berjalan, sampai menemukan oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Sahabat yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang dan meyejukan galaunya.
Namun ternyata oasis tersebut cukup dalam hingga ia nyaris tenggelam, dan dia diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika ia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu, “Hari ini sahabat terbaikku meyelamatkan nyawaku.”
Si penolong yang pernah menampar sahabatnya tersebut bertanya, “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?”
Sahabatnya sambil tersenyum menjawab, “Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan apabila di antara sahabat terjadi sesuatu kebajikan sekecil apapun, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tetap terkenang tidak hilan g tertiup waktu. ********

Senin, 31 Desember 2012

PERGAULAN REMAJA MASA KINI



PERGAULAN REMAJA MASA KINI


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

            Pergaulan remaja pada zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Semua media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-hal yang dapat mengakibatkan merusak akhlak generasi muda pada masa sekarang ini. Remaja DULU dan KINI sangat berbeda dan tidak relevan lagi apabila kita membandingkannya.
Masa remaja adalah masa transisi ketika anak beranjak dewasa. Masa ini pun dianggap rawan dan kebanyakan orang tua menjadi gelisah dan khawatir terhadap anaknya yang menginjak usia remaja. Apakah remaja dapat memilih jalan yang baik, atau justru salah jalan dalam pergaulan? Fenomena ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masa kini, justru hal ini menjadi sangat memprihatinkan karena perkembangan remaja masa kini lebih banyak jatuh pada jalan pergaulan yang salah.
            Untuk itu, pendampingan dan perhatian bagi remaja yang sedang mencari jati diri sangat dibutuhkan. Orang-orang yang ada di sekitarnya memiliki peranan penting, seperti orang tua, orang dewasa yang dapat memberi teladan yang patut di contoh, teman sebaya, lingkungan sekitar, dll.

B.     Rumusan Masalah
  1. Siapakah remaja itu?
  2. Apa pengertian pergaulan remaja masa kini?
  3. Bagaimana karakteristik dan permasalahan remaja?
  4. Faktor apa saja yang menyebabkan permasalahan remaja?
  5. Tantangan apa yang dihadapi remaja masa kini?
  6. apa dampak permasalahan remaja?
  7. Bagaimana cara mengatasi permasalahan remaja?

C.    Tujuan
  1. Untuk memenuhi tugas komputer.
  2. Mengetahui perkembangan remaja masa kini.
  3. Berbagi kepada para remaja masa kini agar dapat memilih jalan pergaulan yang benar.
  4. Untuk mengurangi intensitas permasalahan remaja.










BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Remaja

         Para ahli sependapat bahwa Remaja adalah mereka yang berusia sekitar 13-18 tahun. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada usia sekitar 13-18 ini remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Kesalahan yang dibuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini terjadi karena mereka memang masih dalam masa mencari identitas. Masa remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting.
Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time.

B.     Pengertian Pergaulan Remaja Masa Kini

         Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja. Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari  dalam persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. “Gaul” menurut dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend, mode, dan hal-hal yang berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam geng-geng, sering bergabung, dan konkow-konkow diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata,  game center, dan lain-lain. yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
           Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai yang sesuai dengan kebudayaan kita yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging di sebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik oranng tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.

Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek, yakni :
1.         Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat diantaranya:

a.       Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatanterhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak sehat.


b.      Memiliki rasa setia kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
c.       Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan dia.
d.       Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.
e.       Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
f.       Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.

g.      Etika Pergaulan Remaja
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,sikap cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha´ artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika´ oleh Aristoteles (384-322 SM): ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral. Moral dari bahasa latin mos jamaknya mores berarti kebiasaan, adat. Dalam kamus bahasa Indonesia pertama kali tahun1988 kata mores dipakai dalam arti yang sama yakni adat kebiasaan. Jadi kata moral dan etika keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.

2.      Pergaulan Remaja yang tidak Sehat
 Pergaulan remaja zaman sekarang memang sangat memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita mengenai kenakalan remaja bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks bebas, sampai pada penggunaan narkotika NAPZA. Ini menunjukkan bahwa pergaulan remaja saat ini sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti sekarang ini tentu saja sangat menimbulkan dampak negatif . Selain memperburuk situasi dan kondisi pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup remaja lain, cara pergaulan remaja yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu kita.

C.    Karakteristik Psikologi Remaja dan Permasalahannya

  1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
  2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
  3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
  4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
  5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dll.
  6. Mengalami kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  7. Ketidakstabilan emosi.
  8. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  9. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab permasalahannya.

D.    Faktor-faktor penyebab pergaulan remaja
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan remaja  sebagai berikut :

  1. Faktor orang tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah berubah. Sistem komunikasi, pengaruh media massa, kebebasan bergaul dan modernisasi di berbagai bidang. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan ntah antar orang tua atau pada anaknya jelas berdampak pada anak. Ketika anak tumbuh remaja, ia akan belajar bahwa kekerasaan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar jika ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan dan tidak berani mengembangkan indentitasnya yang unik. begitu bergabung dengan teman-temannya. Ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.

2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar misalnya, suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dll. Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, dimana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya meskipun caranya berbeda.

3. Faktor lingkungan
  Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.

E.     Tantangan yang dihadapi remaja masa kini
Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang bisa dengan mudahnya didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet. Informasi-informasi tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-konten dewasa, yang dapat diakses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah persepsi remaja mengenai seks dan seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil contoh dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk membicarakan masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi dengan anak-anak. Tetapi yang harus disadari adalah, biasanya remaja akan mencari panutan dari orang tua, jadi apabila orang tua hanya diam saja tanpa memberikan informasi yang tepat mengenai seksualitas, maka remaja dapat memperoleh informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.

F.     Dampak pergaulan remaja:

  1. Kenakalan dalam keluarga
Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.

2.                  Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.


3.                  Kenakalan dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.


G.    Solusi Permasalahan remaja masa kini

1.      Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2.      Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orangtuanya.
3.      Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4.      Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.
5.      Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6.      Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.





KESIMPULAN



Masa remaja adalah masa yang sulit dan kritis, karena itu perlunya pemahaman akan arti remaja dan semakin berkembang menjadi dewasa itu seperti apa, sehingga para remaja tidak langsung stres dan kemudian mengira perkembangan itu membuat mereka takut. Maka keluarga lah yang seharusnya memberikan pemahaman pada anak remajanya, supaya tidak bertambah lagi remaja bergaul sembarangan yang ada di Indonesia. Selain orangtua, ternyata lingkungan dapat berpengaruh pada kepribadian remaja. Jadi, para remaja pun dituntut untuk lebih peka terhadap setiap pengaruh yang ada. Remaja harus bisa memilih mana yang baik dari setiap perilaku yang akan mereka lakukan, agar tidak merugikan dirinya dan orang lain.



















DAFTAR PUSTAKA
Kartini ,Kartono,Dr .Kenakalan Remaja.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2005