Senin, 31 Desember 2012



KELUARGA MERUPAKAN DASAR PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Karangan ini membahas “Keluarga merupakan Dasar Pembentukan Kepribadian”. Keluarga merupakan orang yang ada hubungan darah. Orang-orang yang termasuk keluarga adalah ibu, bapak, anak. Berdasarkan pengertian keluarga, dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu keluarga batih (nuclear familiy) dan keluarga luas (extended family).
Kemudian pengertian kepribadian merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia secara umum yang tercermin dari ucapan dan perbuatannya. Kartono (1979 : 11) mendefinisikan kepribadian sebagai berikut .
“Kepribadian adalah segenap organisasi mental dari manusia pada semua tingkat dan perkembangannya, mencakup setiap fase karakter manusiawinya, intelek, temperamen, keterampilan, moralitas dan segenap sikap yang mencakup seluruh kemampuan manusia dan segenap pengalaman sepanjang kehidupannya.”    
Keluarga dengan  pembentukan kepribadian sangat berkaitan erat. Keluarga merupakan wadah  pembentukan kepribadian. Proses pembentukan kepribadian seseorang terjadi dalam  keluarga. Kepribadian apapun yang melekat pada seseorang dipengaruhi oleh keluarganya.
Adapun proses pembentukan  kepribadian seseorang dalam keluarga adalah sebagai berikut.
Pertama, pembentukan karakter sejak usia dini. Kepribadian seseorang terjadi sejak orang dilahirkan  ke dunia. Disini peran orang tua sangat penting dalam memberika rangsangan, didikkan, dan teladan yang baik bagi anaknya. Pola asuh orang tua kepada anaknya ini menentukan pula bagaimana sikap dan perilaku anaknya nanti. Kedua, pola asuh dalam membentuk kepribadian. Dalam sebuah keluarga, anak pertama kali belajar tentang sesuatu dari orang tuanya. Peran orang tua untuk membina dan mengasuh anak menjadi sangat penting. Sehingga apa yang dilakukan oleh orang tuanya entah itu yang baik maupun yang buruk akan berdampak pada perilaku anaknya di masa depan.
Berikut ini peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak dengan cara pertama, Orang tua memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak. Kedua, orang tua memberikan perhatian yang cukup pada anaknya. Ketiga orang tua memberikan rasa aman pada anaknya. Orang tua memberikan teladan yang pantas di contoh anaknya, dan kebutuhan lain-lain yang mesti dipenuhi orang tua pada anaknya.
Diana Baumrinde mengemukakan tiga macam pola asuh anak, yaitu  pola asuh yang otoriter (authoritaria), membolehkan (permissive), dan seimbang (authoritative). Pola asuh yang otoriter (authoritaria) adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anak yang menekankan pada kontrol. Pola ini membentuk kepribadian anak menjadi kurang baik, murung, berontak, dan juga kasar. Pola asuh yang membolehkan (permissive) adalah pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak dengan cara memberi kebebasan berekspresi dan mengatur diri sendiri. Pola asuh yang seimbang (authoritative) adalah pola asuh yang dilakukan orang tua kepada anaknya dengan cara menghargai anak tetapi juga menekankan pentingnya aturan dalam  keluarga, sehingga keseimbangan dapat tercipta.
     Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian diantaranya adalah warisan biologis atau pembawaan, lingkungan keluarga, lingkungan fisik, pengalaman kelompok, lingkungan budaya, dan pengalaman pribadi yang unik
Ada empat penggolongan jenis kepribadian seseorang. Pertama kepribadian sanguinis adalah pribadi yang bersifat spontan, lincah, periang, optimistik, ekstovert, tetapi suka pamer dan memerintah. Kedua kepribadian melankolis adalah pribadi yang bersifat penuh pemikiran, setia, tekun, analitik, tetapi pesimistik dan introvert. Ketiga kepribadian koleris adalah pribadi yang bersifat suka berpetualang, persuasif, dan percaya diri, tetapi keras kepala dan kurang simpatik. Keempat kepribadian phlegmatis adalah pribadi yang bersifat ramah, sabar, puas, dan diplomatik, tetapi kurang bersemangat dan pemurung.
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak dasar pola pembetukan kepribadian anak, maka sebagai orang tua sudah layak dan sepantasnya untuk mendidik, memberikan teladan, memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan memberikan pola asuh yang seimbang sehingga dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik dan bertangung jawab.  


DAFTAR PUSTAKA

http://posyandu.org/pendidikan/pendidikan-anak/352-keluarga-dan-pembentukan-kepribadian-.html
Kartono, Kartini. 1979. Teori Kepribadian. Bandung: Penerbit Alumni.
Mulyono, Y. Bambang. 1984. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Cetakan kedua belas. Yogyakarta: Kanisius.
 Widjaja, A. W. 1986. Manusia Indonesia Individu, Keluarga, dan Masyarakat. Cetakan pertama. Jakarta: Akademika Pressindo.



                                                                                                                            









Tidak ada komentar:

Posting Komentar